skip to main content

Studi Sosial Ekonomi Penggunaan Alat Tangkap di Wilayah Pesisir Sungsang: Dampaknya terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Nelayan

*Dyah Paramitha Mentari  -  Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Palembang, Indonesia
Zhulian Hikmah Hasibuan  -  Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Palembang, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2025 Journal of Marine Research
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Masyarakat nelayan di Desa Sungsang memiliki peran penting dalam perikanan tangkap, namun menghadapi tantangan berupa rendahnya pendidikan, keterbatasan teknologi, dan pemasaran hasil tangkapan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir dan merumuskan strategi pengembangan potensi perikanan tangkap di Desa Sungsang. Penelitian dilakukan melalui survei di tiga dusun utama (Sungsang I, II, III) dengan metode wawancara, kuesioner, dan observasi. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan. Hasil menunjukkan mayoritas nelayan berusia 31–50 tahun dengan tingkat pendidikan SD–SMP. Armada dan alat tangkap masih tradisional (trammel net, rawai, bubu, jaring insang). Rata-rata pendapatan mencapai ±Rp 3.000.000/bulan. Strategi pengembangan yang direkomendasikan adalah strategi SO (Strength Opportunities) : penguatan kelompok usaha nelayan, pemasaran kolektif hasil tangkapan, pengembangan usaha olahan berbahan udang/ikan, penyediaan cold storage, serta peningkatan peran penyuluh perikanan.

 

 

The fishing community in Sungsang Village plays an important role in capture fisheries, but faces challenges such as low education, limited technology, and marketing of catches. his study aims to examine the socio-economic conditions of coastal communities and formulate strategies for developing the potential of capture fisheries in Sungsang Village. The study was conducted through a survey in three main hamlets (Sungsang I, II, III) using interview, questionnaire, and observation methods. A SWOT analysis was used to formulate the development strategy. The results showed that the majority of fishermen were aged 31–50 years with an elementary–junior high school education level. The fleet and fishing gear used were still traditional (trammel net, longline, trap, gillnet). The average income reached around IDR 3,000,000/month. The recommended development strategy is the SO strategy: strengthening capture fisheries business groups, collective marketing of catches, developing shrimp/fish processing businesses, providing cold storage, and increasing the role of fisheries extension workers.

Fulltext View|Download
Keywords: masyarakat pesisir; perikanan; strategi pengembangan; SWOT

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.