BibTex Citation Data :
@article{JMR46287, author = {Sari Wahyuni and Ahmad Zahid and Aditya Hikmat Nugraha}, title = {Variasi Harian Kelimpahan Relatif Ikan Pada Ekosistem Lamun di Perairan Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {14}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {Asosiasi; Ikan; Kelimpahan; Lamun}, abstract = { Diantara peran penting ekosistem lamun diantaranya sebagai tempat memijah, pengasuhan, mencari makan, dan tempat berlindung bagi berbagai organisme laut seperti ikan. Sebagai kota yang berada di wilayah pesisir, Tanjungpinang memiliki sebaran ekosistem lamun yang tersebar pada beberapa area. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajar terkaitan i kondisi struktur ekosistem lamun, variasi harian kelimpahan ikan, dan keterkaitan antara asosiasi ikan dengan struktur ekosistem lamun di perairan Kota Tanjungpinang . Terdapat empat stasiun pengamatan pada penelitian ini . Metode pengambilan data tutupan lamun dengan menggunakan transek garis yang dibantu dengan kuadrat dengan ukuran 50x50 cm sedangkan asosiasi i kan pada ekosistem lamun diamati dengan cara mengumpulkan ikan yang ditangkap dengan menggunakan jaring insang (Bottom gill net) yang memiliki karakteristik mata jaring ukuran 1,5 inci sepanjang 100 m dan lebar 2 m. Diperoleh 7 jenis lamun yang ditemukan di setiap stasiun dengan tutupan lamun tertinggi terdapat di Tanjung Duku. Teridentifikasi sebanyak 89 ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun yang terdiri dari 23 famili dan 30 spesies. Hasil a nalisis o ne w ay ANOVA , menunjukkan bahwa variasi harian kelimpahan ikan pada siang dan malam hari memiliki nilai Sig. 0,014 (P < 0,05 ). Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kelimpahan jenis ikan pada siang dan malam hari. Hasil analisis korespondensi antara kelimpahan ikan dengan kategori tutupan lamun menunjukkan adanya kelompok sebaran jenis ikan berdasarkan karakteristik tutupan ekosistem lamun. Among the crucial roles of seagrass ecosystems are as a place for spawning, nurturing, foraging, and shelter for various marine organisms such as fish. As a city located in a coastal area, Tanjungpinang has a distribution of seagrass ecosystems spread across several regions, each with its unique characteristics and importance. This study aims to study the condition of the seagrass ecosystem structure, daily variations in fish reports, and the relationship between fish associations and the structure of the seagrass ecosystem in the waters of Tanjungpinang City. This study has four observation stations. The method of collecting seagrass cover data using a line transect assisted by a 50x50 cm square, while the fish association in the seagrass ecosystem is observed by collecting fish caught using gill nets which have characteristics of 1.5 inch mesh size, 100 m long and 2 m wide. Seven types of seagrass were found at each station with the highest seagrass cover at Tanjung Duku. 89 fish were identified as being associated with the seagrass ecosystem, consisting of 23 families and 30 species. The results of the one-way ANOVA analysis showed that daily variations in reporting fish during the day and night had a Sig. Value of 0.014 (P <0.05). This indicates that there are differences in reporting fish species during the day and night. The results of the analysis of the delivery between fish reporting and seagrass cover categories indicate the existence of groups of fish species distribution based on the characteristics of seagrass ecosystem cover. }, issn = {2407-7690}, pages = {395--404} doi = {10.14710/jmr.v14i2.46287}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/46287} }
Refworks Citation Data :
Diantara peran penting ekosistem lamun diantaranya sebagai tempat memijah, pengasuhan, mencari makan, dan tempat berlindung bagi berbagai organisme laut seperti ikan. Sebagai kota yang berada di wilayah pesisir, Tanjungpinang memiliki sebaran ekosistem lamun yang tersebar pada beberapa area. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajar terkaitani kondisi struktur ekosistem lamun, variasi harian kelimpahan ikan, dan keterkaitan antara asosiasi ikan dengan struktur ekosistem lamun di perairan Kota Tanjungpinang. Terdapat empat stasiun pengamatan pada penelitian ini. Metode pengambilan data tutupan lamun dengan menggunakan transek garis yang dibantu dengan kuadrat dengan ukuran 50x50 cm sedangkan asosiasi ikan pada ekosistem lamun diamati dengan cara mengumpulkan ikan yang ditangkap dengan menggunakan jaring insang (Bottom gill net) yang memiliki karakteristik mata jaring ukuran 1,5 inci sepanjang 100 m dan lebar 2 m. Diperoleh 7 jenis lamun yang ditemukan di setiap stasiun dengan tutupan lamun tertinggi terdapat di Tanjung Duku. Teridentifikasi sebanyak 89 ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun yang terdiri dari 23 famili dan 30 spesies. Hasil analisis one way ANOVA, menunjukkan bahwa variasi harian kelimpahan ikan pada siang dan malam hari memiliki nilai Sig. 0,014 (P< 0,05). Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kelimpahan jenis ikan pada siang dan malam hari. Hasil analisis korespondensi antara kelimpahan ikan dengan kategori tutupan lamun menunjukkan adanya kelompok sebaran jenis ikan berdasarkan karakteristik tutupan ekosistem lamun.
Among the crucial roles of seagrass ecosystems are as a place for spawning, nurturing, foraging, and shelter for various marine organisms such as fish. As a city located in a coastal area, Tanjungpinang has a distribution of seagrass ecosystems spread across several regions, each with its unique characteristics and importance. This study aims to study the condition of the seagrass ecosystem structure, daily variations in fish reports, and the relationship between fish associations and the structure of the seagrass ecosystem in the waters of Tanjungpinang City. This study has four observation stations. The method of collecting seagrass cover data using a line transect assisted by a 50x50 cm square, while the fish association in the seagrass ecosystem is observed by collecting fish caught using gill nets which have characteristics of 1.5 inch mesh size, 100 m long and 2 m wide. Seven types of seagrass were found at each station with the highest seagrass cover at Tanjung Duku. 89 fish were identified as being associated with the seagrass ecosystem, consisting of 23 families and 30 species. The results of the one-way ANOVA analysis showed that daily variations in reporting fish during the day and night had a Sig. Value of 0.014 (P <0.05). This indicates that there are differences in reporting fish species during the day and night. The results of the analysis of the delivery between fish reporting and seagrass cover categories indicate the existence of groups of fish species distribution based on the characteristics of seagrass ecosystem cover.
Article Metrics:
Last update: