skip to main content

Studi Kelimpahan Megabenthos di Padang Lamun Perairan Jepara

*Speranda Speranda  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ita Riniatsih  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Rini Pramesti  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Megabenthos adalah organisme berukuran lebih dari 1 cm yang tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan fungsi ekologis di padang lamun. Kelimpahan megabentos dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah presentase penutupan lamun, kondisi, dan substrat dasar perairan. Penelitian bertujuan untuk membandingkan kelimpahan jenis megabenthos pada Perairan Jepara, khususnya di perairan Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan line transect quadrant. Kelimpahan jenis megabenthos (ind/m2) yang pada Perairan Pulau Panjang periode September 2023 mendapatkan hasil total kelimpahan megabenthos sebanyak 0,31-0,39 ind/m2 dengan kelimpahan terbesar adalah Cerithium traillii dan yang terkecil adalah Canarium labiathum. Kelimpahan megabenthos pada pantai Prawean Bandengan pada periode September 2023 memperoleh kelimpahan megabenthos dengan total 0,15 - 0,22 ind/m2 dengan kelimpahan terbesar pada Pantai Prawean Bandengan adalah Cerithium trailii dan yang terkecil adalah Anadara antiquata. Kelimpahan jenis megabenthos (ind/m2) yang berapa padang lamun pada Pantai Kartini periode September 2023 mendapatkan hasil kelimpahan megabenthos dengan kisaran total sebanyak 0,06-0,07 ind/m2 dengan kelimpahan megabenthos terbesar pada Pantai Kartini adalah Trochus maculatus dan yang terkecil adalah Cerithium zonathum. Kelimpahan jenis tertinggi ditunjukkan oleh Pulau Panjang, diduga dipengaruhi oleh keanekaragaman megabenthos, presentase penutupan lamun, parameter/kondisi perairan, kandungan bahan organik, dan kondisi substrat perairan.

 

Megabenthos is an organism with a size of more than 1 cm that grows and lives in seagrass ecosystem. This organism is often found in seagrass bed because of the ecological function provided by it. The abundance of megabenthos in seagrass beds is influenced by several factors. One of them is the percentage of seagrass cover and water conditions. Marine tourism activities in Jepara Regency, Central Java, including Panjang Island, Prawean Bandengan Beach, and Kartini Beach, influence the seagrass ecosystem. Jepara waters have vast expanses of seagrass beds with different characteristics and water conditions, especially in the waters of Panjang Island, Kartini Beach, and Bandengan Beach. The abundance of megabenthos types (ind/m2) in seagrass beds in Panjang Island waters, which was observed during the period September 2023, results in a total range of 0,31 ind/m2 and 0,39 ind/m2. The largest megabenthos abundance on Panjang Island is Cerithium trailii and the smallest is Canarium labiathum. The abundance of megabenthos on Prawean Bandengan beach in the September 2023 period indicates a total of 0,15 ind/m2 and 0,22 ind/m2. The largest megabenthos abundance on Prawean Bandengan Beach is Cerithium trailii and the smallest is Anadara antiquata. The abundance of megabenthos types (ind/m2) in seagrass beds on Kartini Beach for the period September 2023 indicates a total range of 0,06 ind/m2 and 0,07 ind/m2. The largest megabenthos abundance on Kartini Beach is Trochus maculatus and the smallest is Cerithium zonathum.

Fulltext View|Download
Keywords: Megabenthos; Lamun; Parameter Perairan; Bahan Organik; Substrat Dasar

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.