skip to main content

Asosiasi Megabenthos pada Ekosistem Lamun di Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara

*Noviyani Saputri  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ita Riniatsih scopus  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Widianingsih Widianingsih  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Megabenthos termasuk biota laut yang hidup dengan menetap diatas substrat maupun membenamkan diri dalam substrat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan kelimpahan jenis megabenthos pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Panjang dan Perairan Pantai Prawean Bandengan. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan penentuan stasiun menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data megabenthos dan lamun dilakukan di Perairan Pulau Panjang dan Perairan Pantai Prawean Bandengan secara purposive sampling dengan menggunakan metode line transect Panduan Monitoring Padang Lamun. Perairan Pulau Panjang ditemukan 11 jenis megabenthos dari 4 kelas (Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea, dan Echinoidea). Perairan Pantai Prawean Bandengan ditemukan 7 jenis dari 2 kelas (Bivalvia dan Gastropoda). Perairan Pulau Panjang mendapatkan kelimpahan total megabenthos sebesar 9,45-20,73 ind/m2 dengan kelimpahan jenis terbesar ditemukan pada Paphia undulata dan Diadema setosum dengan nilai 2,79 ind/m2, serta kelimpahan jenis terkecil ditemukan pada Canarium labiatum dengan nilai 0,61 ind/m2. Perairan Pantai Prawean Bandengan mendapatkan kelimpahan total megabenthos sebesar 5,45-11,39 ind/m2 dengan kelimpahan jenis terbesar ditemukan pada Cerithium traillii dengan nilai 3,15 ind/m2 dan kelimpahan jenis terkecil ditemukan pada Canarium labiatum dengan nilai 0,36 ind/m2. Tingginya kelimpahan megabenthos pada ekosistem lamun di Perairan Pulau Panjang dipengaruhi oleh jumlah megabenthos, parameter perairan, kandungan bahan organik, dan karakteristik substrat perairan. 

 

Megabenthos includes marine biota that lives by staying on the substrate or immersing themselves in the substrate. This research was conducted with the aim of comparing the abundance of megabenthos species in seagrass ecosystems in Pulau Panjang and Prawean Bandengan waters. The research method used is observation and station determination using the purposive sampling method. Megabenthos and seagrass data were collected from Pulau Panjang and Prawean Bandengan waters using purposive sampling using the line transect method. Long Island waters found 11 species of megabenthos from 4 classes (Bivalvia, Gastropoda, Holothuroidea, and Echinoidea). Prawean Bandengan beach waters found 7 species from 2 classes (Bivalvia and Gastropods). Long Island waters had a total megabenthos abundance of 9.45–20.73 ind/m2, with the highest species abundance found in Paphia undulata and Diadema setosum with a value of 2.79 ind/m2, and the smallest species abundance found in Canarium labiatum with a value of 0.61 ind/m2. The waters of Prawean Bandengan Beach obtained a total megabenthos abundance of 5.45–11.39 ind/m2, with the largest species abundance found in Cerithium traillii with a value of 3.15 ind/m2 and the smallest species abundance found in Canarium labiatum with a value of 0.36 ind/m2. The high abundance of megabenthos in seagrass ecosystems in Pulau Panjang waters is influenced by the number of megabenthos, aquatic parameters, organic matter content, and characteristics of the aquatic substrate.

Fulltext View|Download
Keywords: Bahan Organik; Lamun; Megabenthos; Parameter Perairan; Substrat

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.