skip to main content

Bulu Babi Pada Ekosistem Karang dan Lamun di Perairan Taman Nasional Karimunjawa

*The Michael Febrian Wijaya  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Chrisna Adhi Suryono  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ervia Yudiati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Bulu babi merupakan salah satu biota Echinodermata yang ditemukan di perairan Taman Nasional Karimunjawa. Bulu babi pada umumnya menghuni ekosistem terumbu karang dan ekosistem padang lamun serta menyukai substrat yang agak keras terutama substrat di padang lamun yang merupakan campuran dari pasir dan pecahan karang. Karakteristik yang berbeda pada kedua ekosistem akan mempengaruhi populasi pada ekosistem tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kelimpahan bulu babi di ekosistem karang dan padang lamun di Pantai Legon Bajak dan Pulau Menjangan Kecil, Taman Nasional Karimunjawa. Metode yang digunakan dalam pengambilan data penutupan karang adalah transek kuadrat dengan skala sepanjang 50 meter dan jarak antar transek yaitu 10 meter. Pengambilan data penutupan dan kerapatan lamun menggunakan transek kuadrat dengan ukuran 50 x 50cm. Kelimpahan bulu babi pada ekosistem terumbu karang dan padang lamun menggunakan Benthos Belt Transect (BBT). Hasil penelitian penutupan terumbu karang dan lamun di Pantai Legon Bajak dikategorikan rusak dengan persentase rata – rata 24,78% dan 20,1%. Sedangkan penutupan terumbu karang dan lamun di Pulau Menjangan Kecil dikategorikan sedang dengan nilai persentase rata – rata 49.16% dan 34.7%. Hubungan korelasi antara penutupan karang dengan kelimpahan bulu babi termasuk dalam kategori sangat kuat dengan nilai koefisien r sebesar 0,814, sedangkan nilai hubungan korelasi antara penutupan lamun dengan kelimpahan bulu babi termasuk dalam kategori sedang dengan nilai koefisien r sebesar 0,585.

 

Sea urchins are one of the Echinoderms found in the Karimunjawa National Park waters. Sea urchins mostly inhabit coral reef ecosystems and seagrass beds ecosystems and like a rather hard substrate, especially the substrate in seagrass beds which is a mixture of sand and coral rubble. The different characteristics in the two ecosystems will affect the population in that ecosystem. The purpose of this research was to determine differences in the abundance of sea urchins in coral and seagrass ecosystems at Legon Bajak Beach and Menjangan Kecil Island, Karimunjawa National Park. The sampling method used in the coral cover data is quadrat methods with a scale of 50 meters and the distance between transects is 10 meters. Seagrass cover and density data collection used 50 x 50 cm quadrant transect. The abundance of sea urchins in coral reef and seagrass ecosystems using Benthos Belt Transect (BBT). The research results showed that the cover of coral reefs and seagrass beds in Legon Bajak Beach were categorized as bad which are of 24.78 % on coral reef and 20.1 % seagrass. Meanwhile, the cover of coral reefs and seagrass beds in Menjangan Kecil Island in the category of moderate which are of 49,16 % and 34,7 %. The correlation between coral cover and sea urchin abundance is in the very strong category with an r coefficient of 0.814, while the correlation between seagrass cover and sea urchin abundance is in the medium category with an r coefficient of 0.585.

Fulltext View|Download
Keywords: Kelimpahan; Bulu babi; Karang; Lamun; Taman Nasional Karimunjawa

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.