skip to main content

Asosiasi Gastropoda dengan Lamun di Perairan Teluk Awur dan Pulau Panjang, Jepara

*Aldi Rivaldy Maulana  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Widianingsih Widianingsih  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Ita Widowati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Gastropoda adalah salah satu biota yang dapat berasosiasi dengan lamun. Kondisi padang lamun pada kedua lokasi akan mempengaruhi tingkat kerapatan dan kelimpahan biota yang berada di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerapatan lamun yang berbeda dan kelimpahan gastropoda serta hubungan antara tingkat kerapatan lamun yang berbeda dengan kelimpahan gastropoda. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei dan Agustus 2020 di Perairan Teluk Awur dan Pulau Panjang, Jepara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat deskriptif berdasarkan 3 kerapatan yang berbeda, yaitu kerapatan jarang, sedang, dan padat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis lamun di Perairan Teluk Awur dan 5 jenis lamun di Perairan Pulau Panjang, yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hempricii, Cymodocea serrulata dan Cymodocea rotundata dan Halophila ovalis. Kelimpahan gastropoda di kerapatan lamun jarang, sedang, dan padat di Teluk Awur adalah 67,5 ind/m², 97 ind/m² dan 10,5 ind/m², sedangkan kelimpahan gastropoda di kerapatan lamun jarang, sedang, dan padat di Pulau Panjang adalah 96 ind/m², 97,5 ind/m² dan 336,5 ind/m². Berdasarkan hasil regeresi menunjukkan antara kelimpahan gastropoda dengan kerapatan lamun terdapat korelasi yang erat, sehingga semakin tinggi kerapatan lamun akan diikuti oleh tingginya kelimpahan gastropoda.

 

Seagrass beds are one of the marine ecosystems located in coastal areas and have an important role in the waters. Gastropods are one of the biota associated with seagrass beds. The conditions of the seagrass beds in both locations will affect the density and abundance of biota in the waters. This study aims to determine the different levels of seagrass density and abundance of gastropods and the relationship between different seagrass density levels and the abundance of gastropods. This research was carried out in May and August 2020 in the waters of Teluk Awur and Panjang Island, Jepara. The method used in this research is a descriptive case study based on 3 different densities, namely rare, medium, and dense. The research steps taken were sampling, identification, data analysis and data evaluation. The results showed that there were 4 types of seagrass in Teluk Awur  waters and 5 types of seagrass in Panjang Island waters, namely Enhalus acoroides, Thalassia hempricii, Cymodocea serrulata and Cymodocea rotundata and Halophila ovalis. The abundance of gastropods in the rare, medium, and dense seagrass density in Awur 67,5 ind/m², 97 ind/m² dan 10,5 ind/m², while the abundance of gastropods in the rare, medium and dense seagrass density in Panjang Island was 96 ind/m², 97,5 ind/m² dan 336,5 ind/m². Based on the regression results, there is a strong correlation between gastropod abundance and seagrass density, so that the higher the seagrass density will be followed by the higher gastropod abundance.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Lamun; Gastropoda; Teluk Awur; Pulau Panjang

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.