BibTex Citation Data :
@article{JMR28273, author = {Septiyani Dewi and Wilis Setyati and Ita Riniatsih}, title = {Stok Karbon pada Ekosistem Lamun di Pulau Kemujan dan Pulau Bengkoang Taman Nasional Karimunjawa}, journal = {Journal of Marine Research}, volume = {10}, number = {1}, year = {2021}, keywords = {Lamun; Biomassa; Karbon}, abstract = { Lamun memiliki kemampuan menyimpan karbon di dalam biomassanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai estimasi simpanan karbon dalam biomassa pada vegetasi lamun di Pulau Kemujan serta Pulau Bengkoang, Taman Nasional Karimunjawa. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling dan metode Seagrass Watch dengan mempertimbangkan kondisi lamun di lokasi tersebut. Pengukuran estimasi karbon dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Nutrisi Pakan FPP Undip menggunakan metode Loss on Ignition dengan prinsip pengabuan. Jenis lamun yang ditemukan di Pulau Kemujan yaitu Enhalus acoroides , Thalassia hemprichii , dan Cymodocea serrulata , dan pada Pulau Bengkoang ditemukan lamun jenis Thalassia hemprichii , Cymodocea rotundata , Halophila ovalis , dan Enhalus acoroides . Nilai biomassa bawah substrat dan atas substrat pada Stasiun I Pulau Kemujan (3104,5 gbk/m 2 dan 1868 gbk/m 2 ) menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan nilai biomassa bawah substrat dan atas substrat pada Stasiun II Pulau Bengkoang (714,25 gbk/m 2 dan 534,25 gbk/m 2 ). Nilai estimasi simpanan karbon pada Stasiun I yaitu 138,47 – 1533,28 gC/m 2 dan pada Stasiun II yaitu 17,02– 498,31 gC/m 2 . Mayoritas nilai karbon lebih tinggi pada jaringan lamun bawah substrat. Nilai estimasi simpanan karbon sedimen pada Stasiun I yaitu 52,60–339,81 gC/m 2 dan 86,85–1329,08 gC/m 2 pada Stasiun II. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai fungsi lain ekosistem lamun yaitu sebagai penyerap karbon sehingga dapat dijadikan edukasi kepada masyarakat umum untuk melestarikan ekosistem lamun sebagai ekosistem yang dapat berperan penting dalam mengatasi masalah emisi gas rumah kaca dan pemanasan global. Seagrass have ability to store carbon mass in their biomass. The aim of this research is to find out the value of carbon stock on seagrass biomass in Kemujan Island and Bengkoang Island seagrass vegetation. The research was retrieval in purposive sampling method and collected seagrass vegetation data by using Seagrass Watch. Measurement of carbon stock estimation held in INP FPP Undip Laboratory by using Loss on Ignition method. The type of seagrass found in Kemujan Island were Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, and Cymodocea serrulata, meanwhile in Bengkoang Island there were found Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, and Enhalus acoroides. The value of below ground and above ground biomass in Station I Kemujan Island (3104,5 gbk/m 2 dan 1868 gbk/m 2 ) is higher than the value of below ground and above ground biomass in Station II Bengkoang Island (714,25 gbk/m 2 and 534,25 gbk/m 2 ). Carbon stock estimation value in Station I is 138,47–1533,28 gC/m 2 and 17,02–498,31 gC/m 2 in Station II. Most of carbon stock value is higher in below ground seagrass tissue. The value of carbon stock estimation of sediment in Station I is 52,60–339,81 gC/m 2 and 86,85–1329,08 gC/m 2 in Station II. The research gives information about another function of seagrass, as carbon absorber and can be as education for public to conserve seagrass ecosystem and has important role in resolving greenhouse gas emission and global warming. }, issn = {2407-7690}, pages = {39--47} doi = {10.14710/jmr.v10i1.28273}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jmr/article/view/28273} }
Refworks Citation Data :
Lamun memiliki kemampuan menyimpan karbon di dalam biomassanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai estimasi simpanan karbon dalam biomassa pada vegetasi lamun di Pulau Kemujan serta Pulau Bengkoang, Taman Nasional Karimunjawa. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling dan metode Seagrass Watch dengan mempertimbangkan kondisi lamun di lokasi tersebut. Pengukuran estimasi karbon dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Nutrisi Pakan FPP Undip menggunakan metode Loss on Ignition dengan prinsip pengabuan. Jenis lamun yang ditemukan di Pulau Kemujan yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Cymodocea serrulata, dan pada Pulau Bengkoang ditemukan lamun jenis Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, dan Enhalus acoroides. Nilai biomassa bawah substrat dan atas substrat pada Stasiun I Pulau Kemujan (3104,5 gbk/m2 dan 1868 gbk/m2) menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan nilai biomassa bawah substrat dan atas substrat pada Stasiun II Pulau Bengkoang (714,25 gbk/m2 dan 534,25 gbk/m2). Nilai estimasi simpanan karbon pada Stasiun I yaitu 138,47 – 1533,28 gC/m2 dan pada Stasiun II yaitu 17,02– 498,31 gC/m2. Mayoritas nilai karbon lebih tinggi pada jaringan lamun bawah substrat. Nilai estimasi simpanan karbon sedimen pada Stasiun I yaitu 52,60–339,81 gC/m2 dan 86,85–1329,08 gC/m2 pada Stasiun II. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai fungsi lain ekosistem lamun yaitu sebagai penyerap karbon sehingga dapat dijadikan edukasi kepada masyarakat umum untuk melestarikan ekosistem lamun sebagai ekosistem yang dapat berperan penting dalam mengatasi masalah emisi gas rumah kaca dan pemanasan global.
Seagrass have ability to store carbon mass in their biomass. The aim of this research is to find out the value of carbon stock on seagrass biomass in Kemujan Island and Bengkoang Island seagrass vegetation. The research was retrieval in purposive sampling method and collected seagrass vegetation data by using Seagrass Watch. Measurement of carbon stock estimation held in INP FPP Undip Laboratory by using Loss on Ignition method. The type of seagrass found in Kemujan Island were Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, and Cymodocea serrulata, meanwhile in Bengkoang Island there were found Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, and Enhalus acoroides. The value of below ground and above ground biomass in Station I Kemujan Island (3104,5 gbk/m2 dan 1868 gbk/m2) is higher than the value of below ground and above ground biomass in Station II Bengkoang Island (714,25 gbk/m2 and 534,25 gbk/m2). Carbon stock estimation value in Station I is 138,47–1533,28 gC/m2 and 17,02–498,31 gC/m2 in Station II. Most of carbon stock value is higher in below ground seagrass tissue. The value of carbon stock estimation of sediment in Station I is 52,60–339,81 gC/m2 and 86,85–1329,08 gC/m2 in Station II. The research gives information about another function of seagrass, as carbon absorber and can be as education for public to conserve seagrass ecosystem and has important role in resolving greenhouse gas emission and global warming.
Article Metrics:
Last update: