skip to main content

Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Pemanfaatan Lamun Untuk Ekowisata di Perairan Pantai Pancuran, Taman Nasional Karimunjawa

*Zhulian Hikmah Hasibuan  -  Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Palembang, Indonesia
Valmay Savira  -  Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Hadi Endrawati  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Nur Taufiq-Spj  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Lamun merupakan salah satu ekosistem yang berperan penting dalam kehidupan di laut. Salah satu pemanfaatan kawasan pesisir ekosistem lamun adalah untuk kegiatan ekowisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biofisik ekosistem lamun sebagai penunjang kegiatan ekowisata dan mengetahui arahan strategi pengembangan ekowisata bahari di Pantai Pancuran Kepulauan Karimunjawa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2022 di Pantai Pancuran Kepulauan Karimunjawa, Jepara. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi, yaitu pengambilan data dilapangan dan studi literatur. Pengamatan lamun dilapangan meliputi identifikasi jenis-jenis lamun, kerapatan lamun, presentase tutupan lamun, indeks ekologi dan pola sebaran lamun. Metode pengambilan data menggunakan metode seagrass watch dengan transek 50 x 50 cm. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh jenis lamun yang ditemukan yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, dan Syringodium isoetifolium, Kerapatan lamun paling tinggi adalah jenis Thalassia hemprichii pada stasiun 3 dan yang paling rendah adalah jenis Syringodium isoetifolium pada stasiun 3. Selain itu Pantai Pancuran juga memiliki potensi ikan karang dan biota laut yang beranekaragam sehingga dapat meningkatkan daya tarik ekowisata lamun yang didukung dengan hasil presepsi masyarakat yang menyetujui serta berpartisipasi dalam kegiatan ekowisata pada ekowisata lamun.

 

 

Seagrass is one of the ecosystems that play an important role in marine life. One of the uses of the seagrass coastal area is for ecotourism activities. This study aims to determine the biophysical potential of seagrass ecosystems as support for ecotourism activities and to determine the direction of marine ecotourism development strategies in the Pancuran Coast of Karimunjawa Islands. The study was conducted in October 2019 at Pancuran Beach, Karimunjawa Islands, Jepara. The method used in this research is the observation method, which is data collection in the field and literature study. Observation of seagrass in the field includes identification of seagrass species, seagrass density, percentage of seagrass cover, ecological index, and seagrass distribution patterns. The data collection method uses the seagrass watch method with a transect of 50 x 50 cm. The results showed that there were seven species of seagrass found, namely Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, and Syringodium isoetifolium, the highest density of seagrass is Thalassia hemprichii at station 3 and the lowest was type 3 and the lowest was Syringodium isoetifolium at station 3. Besides, Pancuran Beach also has diverse reef fish and marine biota potential to increase the attractiveness of seagrass ecotourism which is supported by the results of community perception that approves and participates in ecotourism activities in seagrass ecotourism.

Fulltext View|Download
Keywords: Potensi Ekowisata; Lamun; Pantai Pancuran; Karimunjawa

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.