skip to main content

PERBEDAAN STRES AKULTURATIF ANTARA MAHASISWA PAPUA DAN MAHASISWA BATAK DI KOTA SEMARANG

Published: 22 Oct 2014.

Citation Format:
Abstract
Stres akulturatif adalah respon fisik dan psikologis serta perilaku yang dirasakan individu terhadap peristiwa yang dianggap sebagai tekanan yang berasal dari akulturasi dan dapat mengakibatkan penurunan status kesehatan mental, perasaan marjinalisasi dan alienasi, simtom psikosomatis yang meningkat dan kebingungan jati diri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik perbedaan stres akulturatif antara mahasiswa Papua dan mahasiswa Batak di Kota Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Papua dan mahasiswa Batak angkatan 2013. Subjek penelitian berjumlah 80 terdiri dari 45 mahasiswa Batak asli dan 35 mahasiswa Papua asli yang diperoleh melalui teknik Accidental Sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah teknik uji-t. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Skala Stres Akulturatif (42 item dengan α = 0,920).
Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t = 6,454 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada perbedaan stres akulturatif yang sangat signifikan antara mahasiswa Papua dan mahasiswa Batak di Kota Semarang. Hal ini berarti hipotesis diterima, dengan hasil stres akulturatif mahasiswa Papua lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa Batak di Kota Semarang.
Fulltext View|Download
Keywords: Stres Akulturatif, Latar Belakang Etnis

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.