skip to main content

STRATEGI GURU MENANGANI PERILAKU BERMASALAH SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KELAS REGULER

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 19 Jan 2014.

Citation Format:
Abstract

Guru yang menangani siswa berkebutuhan khusus di sekolah reguler perlu memahami kondisi siswa berkebutuhan khusus. Tiap siswa berkebutuhan khusus perlu pendekatan yang berbeda agar dapat mengikuti proses pembelajaran di kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari strategi guru menangani perilaku bermasalah siswa berkebutuhan khusus di kelas reguler.

      Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek terdiri dari dua guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus di kelas reguler pada sekolah nasional berbahasa Inggris. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif

      Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara guru menangani perilaku bermasalah siswa berkebutuhan khusus terbagi menjadi dua bagian. Pertama dengan melakukan pendekatan pada siswa, seperti mengajak berbincang siswa diwaktu luang, memberi peringatan jika siswa melanggar peraturan dan mengajak siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. Guru juga berkomunikasi dengan sesama guru yang mengajar siswa berkebutuhan khusus, orang tua dan shadow teacher. Kedua, guru menggunakan alat bantu berupa achievement chart, character chart dan poin happy face dan sad face di kelas sebagai motivasi bagi siswa. Strategi penggunaan chart yang digunakan oleh guru di sekolah nasional berbahasa Inggris mungkin berhasil dilakukan karena guru juga memberikan hadiah selain pemberian stiker.

Fulltext View|Download
Keywords: strategi guru, perilaku bermasalah dikelas reguler, perilaku siswa berkebutuhan khusus.

Article Metrics:

  1. Charles, C.M. (2002). Building classroom management (7th ed). Boston: A Pearson Education Company
  2. Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry & research design: Choosing among five approaches. (2nd ed). Thousand Oaks: Sage Publication, Inc
  3. Cruickshank, D.R., Jenkins, D.B., & Metcalf, K.K. (2009). The act of teaching.(5th ed). New York: McGraw Hill Higher Education
  4. Data statistik sekolah inklusi provinsi jawa tengah. (2013, Agustus). Diunduh dari: http://bpdiksus.org/v2/index.php?page=sekolah&carii=33
  5. Direktorat PSLB. (2007). Pedoman penyelenggaraan pendidikan inklusi (mengenal pendidikan terpadu). Jakarta : Depdiknas
  6. Emawati. (2008). Mengenal lebih jauh sekolah inklusi. Pedagogik jurnal pendidikan, 5, 25-35. Diunduh dari http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index. php/ search.html?act=tampil&id=39331&idc=32
  7. Jackson S. (2004). Teaching children with attention deficit hiperactivity disorder. Washington DC: ED Pubs, Education Publications Center. Diunduh dari www.ed.gov/teachers/.../adhd-resource-pt2.doc
  8. Mangunsong, F. (2011). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus, jilid kedua. Depok: LPSP3UI
  9. Oliver, R.M., & Reschly, D.J. (2007) Effective clasroom management: Teacher preparation and professional development. Washington: National Comprehensive Center
  10. Ormrod, J.E. (2008). Psikologi pendidikan : Membantu siswa tumbuh dan berkembang (terjemahan oleh Wahyu Indiant dkk). Jakarta: Erlangga
  11. Ozben, S. (2010). Teachers strategies to cope with student misbehavior. Procedia sosial and behavioral science, 2, 587-594. Diunduh dari: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042810001084
  12. Santrock, J.W. (2009). Psikologi pendidikan (edisi ke 3) (terjemahan oleh Diana Angelica). Jakarta: Salemba Humanika
  13. Slavin, R.E. (2009). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik edisi kedelapan. Jakarta: PT. Indeks

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.