slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DAN MORALITAS PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 WELERI | Anisa | Jurnal EMPATI skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DAN MORALITAS PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 WELERI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 21 Jan 2020; Published: 21 Jan 2020.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga dan moralitas pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Weleri. Moralitas merupakan seluruh kualitas perbuatan manusia yang dikaitkan dengan nilai baik dan buruk yang mengajarkan bagaimana manusia harus hidup secara baik, serta memiliki pemahaman mengenai norma dan aturan untuk membedakan hal yang baik dan buruk agar dapat berperilaku yang sesuai di masyarakat. Keharmonisan keluarga merupakan keadaaan didalam keluarga yang terdapat kesadaran anggota keluarga (ayah dengan ibu, ibu dengan remaja, dan ayah dengan remaja, remaja dengan saudara kandung) sehingga terjalin hubungan yang baik, saling menghargai, pengertian, keterbukaan, dan diwarnai dengan kasih sayang disertai kegiatan pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan efektif sehingga tercipta rasa aman dan saling melindungi sesama anggota keluarga. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 208 siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Weleri dari keseluruhan sampel 495 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan dua skala alat ukur, yaitu Skala Keharmonisan Keluarga (34 aitem, α=0,894) dan Skala Moralitas (31 aitem, α=0,883). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana diperoleh rxy=0,393 dengan p=0,000 (p>0,05). Artinya, semakin tinggi keharmonisan keluarga maka semakin tinggi pula moralitas yang dimiliki pada remaja, dan sebaliknya. Keharmonisan keluarga memberikan sumbangan efektif sebanyak 15,4% terhadap moralitas pada remaj

Fulltext View|Download
Keywords: Keharmonisan Keluarga; Moralita; Remaja

Article Metrics:

  1. Asmani. J. M. (2012). Kiat mengatasi kenakalan remaja. Jogjakarta: Buku Biru
  2. Berns, M. R. (2013). Child, family, school, community socialization and support Sixth Edition. Wadsworth Thomson, USA: Belmont
  3. Chaplin, JP. (2001). Kamus lengkap psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono
  4. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
  5. Firmansyah, M. (2018, Oktober 6). KPAI: tawuran pelajar 2018 lebih tinggi dibanding tahun lalu. Diambil kembali dari https://metro.tempo.co/read/1125876/kpai-tawuran-pelajar-2018-lebih-tinggi-dibanding-tahun-lalu
  6. Gunarsa, S. D., & Gunarsa, S. Y. D. (2004). Psikologi praktis: Anak, remaja, keluarga. Jakarta: Gunung Mulia
  7. Hardy, S.A. & Walker, L.J. (2014). Moral identity as moral ideal self: Links to adolescent outcomes. Developmental Psychology, 50, 45-57
  8. Hariz, S. A. (2013). Hubungan antara persepsi keharmonisan keluarga dan konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, 2, 1-7
  9. Harsanti, I., & Verasari, G. D. (2013). Kenakalan pada remaja yang mengalami
  10. perceraian orangtua. Jurnal Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Teknik Sipil), Vol.5
  11. Haswar, A. M. (2019, September 19). Ditegur agar merapikan baju, siswa sma tampar wajah guru. Diambil kembali dari https://regional.kompas.com/read/2019/09/19/13571461/ditegur-agar-merapikan-baju-siswa-sma-tampar-wajah-guru
  12. Hurlock, E.B. (2009). Psikologi perkembangan: Suatu rentang pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
  13. Kartono, K. (2007). Psikologi anak. Bandung: Mandar Maju
  14. Krebs, D. L. (2011). The origins of morality: An evolutionary account. New York: Oxford University Press, Inc
  15. Mighwar, M. (2006). Psikologi remaja. Bandung: Pustaka Setia
  16. Muniriyanto & Suharnan. (2014). Keharmonisan keluarga, konsep diri dan kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, 3, 156-164
  17. Rahman, F. (2010). Hubungan egosentris dengan kompetensi sosial remaja siswa smp muhammadiyah 22. Skripsi. Pamulang: Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi
  18. Santrock, W. (2007). Adolescene: Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga
  19. Sunarto, A.H. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta. Rineka Cipta
  20. Utama, D. (2018, November 30). 17.000 pelajar jateng terindikasi mengidap HIV/AIDS karena seks sejenis. Diambil kembali dari https://www.merdeka.com/peristiwa/17000-pelajar-jateng-terindikasi-mengidap-hivaids-karena-seks-sejenis.html
  21. Walgito, B. (2007). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta: Andi Offset
  22. Waty, A. (2017). Hubungan interaksi sosial dengan perkembangan moral pada remaja di sma uisu medan. Jurnal Psikologi Konseling, 10, 11-24
  23. You, D., dan Penny, N.H. 2011. Assessing students’ moral reasioning of a values-based Education. Psychology Research, 1, 6, 385 – 391
  24. Yusuf, S. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosada
  25. Zuriah, N. (2008). Pendidikan moral & budi pekerti dalam perspektif perubahan. Jakarta: Bumi Aksara

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.