skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KEBERFUNGSIAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA WARGA BINAAN LAJANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 25 Mar 2019; Published: 26 Mar 2019.

Citation Format:
Abstract

Warga binaan yang baru pertama kali tinggal di lembaga pemasyarakatan umumnya mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang identik dengan kehidupan yang keras, aturan yang ketat, dan banyak kekerasan. Kesulitan tersebut dapat berkembang menjadi ketakutan dan kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kecemasan pada warga binaan yang belum menikah. Subjek penelitian berjumlah 50 orang warga binaan pria yang berusia 20-52 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu Skala Kecemasan (28 butir; α=0,903) dan Skala Keberfungsian Keluarga (38 butir; α=0,913). Uji korelasi product moment Pearson menunjukkan adanya hubungan negatif antara keberfungsian keluarga dengan kecemasan (rxy=-0,342; p= 0,007). Hasil tersebut menunjukkan pentingnya peran keberfungsian keluarga terhadap kecemasan pada warga binaan pria yang belum menikah. Semakin individu memandang keluarganya berfungsi dengan baik, maka semakin rendah kecemasan yang dialaminya, dan sebaliknya, semakin individu memandang keberfungsian keluarganya kurang baik, maka semakin tinggi kecemasan yang dimilikinya.

Fulltext View|Download
Keywords: keluarga; kecemasan; keberfungsian

Article Metrics:

  1. Badan Pusat Statistik. (2017). Jumlah tindak pidana menurut kepolisian daerah, 2000 – 2016. Diunduh dari: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1570
  2. Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga
  3. Kartono, K. (2014). Patologi sosial. Jakarta: Raja Grafindo
  4. Kim, H. K., & Kenry, P. C. (2002). The relationship between marriage and psychological well being a longitudinal analysis. Journal of Family Issue, 23, 885-991
  5. Kusumaningsih, L. P. S. (2017). Penerimaan diri dan kecemasan terhadap status narapidana. Intuisi, 3, 234-242
  6. Kusumawardani, D. A., & Astuti, T. P. (2014). Perbedaan kecemasan pada warga binaan ditinjau dari jenis kelamin, tindak pidana, dan sisa masa pidana. Empati, 3(3),52-60
  7. Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  8. Leung, K. K., Chen, C. Y., Leu, B. H., & Hsu, S. T. (2006). Social support and family functioning on psychological symptoms in elderly Chinese. Archives of gerontology and geriatrics, 44, 203-213
  9. Nanik., Putri, A. L., & Hariani, L. A. S. (2016). Buku abstrak temu ilmiah nasional HIMPSI. Yogyakarta: UNY
  10. Putri, D. E., Erwina, I., & Adha, H. (2014). Hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Muaro Padang Tahun 2014. Jurnal Keperawatan, 1, 118-135
  11. Raisa & Ediati, A. (2016). Hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Semarang. Empati, 5(3), 537-542
  12. Retnowati, S., Widhiarso, W., & Rohmani, K. W. (2003). Peranan keberfungsian keluarga pada pemahaman dan pengungkapan emosi. Jurnal psikologi, 2, 91-104
  13. Riskinayasari, G. (2015). Kenakalan remaja ditinjau dari konsep diri dan jenis kelamin. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
  14. Salim, S. U., Komariah, M., & Fitria, N. (2016). Gambaran faktor yang mempengaruhi kecemasan WBP menjelang bebas di LP wanita kelas IIA Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1, 32–42
  15. Tandjing, M. V. (2015). Hubungan kesejahteraan psikologis dan distres psikologis pada mahasiswa fakultas psikologi UKSW tingkat akhir. Skripsi. Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.