slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA DAN SISWI KELAS VII YAYASAN PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH MRANGGEN KABUPATEN DEMAK | LESTARI | Jurnal EMPATI skip to main content

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA DAN SISWI KELAS VII YAYASAN PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 26 Mar 2018; Published: 26 Mar 2018.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan penyesuaian diri pada siswa dan siswi kelas VII Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Penyesuaian diri adalah usaha individu dalam merespons mental dan tingkah laku untuk mengatasi kebutuhan-kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustasi yang dialami, sehingga terwujud keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dan lingkungan. Religiusitas adalah penghayatan nilai agama individu melalui internalisasi ajaran agama sehingga menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku. Subjek adalah siswa dan siswi kelas VII Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Sampel penelitian berjumlah 183 orang dengan menggunakan cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan dua buah skala yaitu skala religiusitas (27 aitem, α = 0,894) dan skala penyesuaian diri (28 aitem, α = 0,845). Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan penyesuaian diri pada siswa dan siswi kelas VII Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah (rᵪᵧ = 0,414, p = 0,000). Religiusitas memberikan sumbangan efektif sebesar 17,1%.

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: Religiusitas, penyesuaian diri, pondok pesantren

Article Metrics:

  1. Ahmad, R., Widodo, R. B., A. Romdin. (2005). Pemberdayaan pesantren menuju kemandrian dan profesionalisme santri dan metode daurah kebudayaan. Yogyakarta: PT Pelangi Aksara Yogyakarta
  2. Qomar, M. (2005). Pesantren: dari transformasi metodologi menuju demokrasi institusi. Jakarta: Erlangga
  3. Santrock, J. W. (2011). Life-span development: Perkembangan masa hidup, edisi tigabelas, jilid 1. Alih bahasa: Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga
  4. Pritaningrum, M & Wiwin, H. (2013). Penyesuaian diri remaja yang tinggal di pondok pesantren modern nurul izzah gresik pada tahun pertama. Jurnal Psikologi Kepribadian Dan Sosial. 2 (3). Diunduh dari http://journal.unair.ac.id/downloadfull/JPKS8869-c465f951fcfullabstract.pdf
  5. Okezone. (2016). Tak betah di ponpes alasan santri depok kabur. Diunduh dari http://news.okezone.com/read/2016/04/07/338/1356824/tak-betah-di-ponpes-alasan-santri-depok-kabur
  6. Solopos. (2017). Tak betah santri cilik anak kiayi kabur dari ponpes. Diunduh dari http://www.solopos.com/2017/01/17/pendidikan-boyolali-tak-betah-santri-cilik-anak-kiai-kabur-dari-ponpes-785344
  7. Hurlock, E. B. (2004). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Erlangga
  8. Semiun, Y. (2006). Kesehatan mental 1; pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Yogyakarta: Kanisius
  9. Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan (pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama
  10. Ali, M. & Asrori, M. (2012). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
  11. Ancok, D. & Suroso. (2011). Psikologi islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  12. Fatimah, E. (2010). Psikologi perkembangan (perkembangan peserta didik). Bandung: CV Pustaka Setia
  13. Reza, Iredho. F. (2013). Hubungan antara religiusitas dengan moralitass pada remaja di madrasah aliyah (MA). Jurnal Humanitas,X(2). Diunduh dari file:///C:/Users/User/Downloads/335-366-1-PB%20(2).pdf
  14. Shepard, J.M. (2013). Sociology. Belmont: Wadsworth Cengange Learning
  15. Schludermann, E., Schludermann, S., & Huynh, C.L. (2003). Religiosity, prosocial values, and adjustment among students in Mennonite high schools in Winnipeg. Journal of Mennonite Studies,21, 191-213
  16. Murray-Swank, A.B., Lucksted, A., Medoff, D.R., Yang, Y., Wohlheiter, K., & Dixon, L.B. (2006). Religiosity, psychosocial adjustment, and subjective burden of persons who care for those with mental illness. Psychiatric Services, 57(3), 361-365
  17. Park, C.L. & Halifax, R.J. (2011). Religion and spirituality in adjusting to bereavement: Grief as burden, grief as gift” Diunduh dari http://www.upaya.org/uploads/pdfs/GriefasBurdenGriefasGift1.10.11.pdf
  18. Listiari, Esti. (2011). Hubungan antara tingkat religiusitas dan pengendalian diri pada remaja tingkat SMA. Jurnal Psikologi,7, 56-66. Diunduh dari http://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/129/125
  19. Aroma, Iga. S. & Dewi. R.S. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan,1(2). Diunduh dari http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/110810241_ringkasan.pdf

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.