skip to main content

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN KETERBUKAAN DIRI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DI KOTA SURAKARTA

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Feb 2017.

Citation Format:
Abstract
Keterbukaan diri merupakan kemampuan individu untuk menyampaikan informasi yang bersifat pribadi secara verbal kepada orang lain yang didalamnya meliputi informasi yang luas, mendalam, bernilai positif atau negatif, timbal balik, dan relevan terhadap topik yang dibicarakan. Individu dengan tingkat keterbukaan diri tinggi mampu menyampaikan kesulitan atau permasalahan kepada orang lain sehingga dapat bertahan dan menghadapi situasi sulit. Kemampuan dalam bertahan dan menghadapi situasi sulit merupakan ciri-ciri dari adversity intelligence. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adversity intelligence dengan keterbukaan diri pada ibu yang memiliki anak autisme di Kota Surakarta. Subjek penelitian ini adalah 145 ibu yang memiliki anak autisme. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan data menggunakan skala adversity intelligence yang terdiri dari 38 aitem (α = 0,911) dan skala keterbukaan diri yang terdiri dari 25 aitem (α = 0,879). Analisa data menggunakan analisis regresi sederhana dengan hasil rxy = 0,357 dengan p = 0,000 (p<0,001), artinya terdapat hubungan yang signifikan positif antara kedua variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak autisme di Kota Surakarta memiliki keterbukaan diri yang tinggi karena memiliki adversity intelligence yang baik. Adversity intelligence memberikan sumbangan efektif sebesar 12,8% sedangkan 87,2% sisanya berasal dari faktor-faktor lain yang tidak diungkapkan dalam penelitian ini.
Fulltext View|Download
Keywords: adversity intelligence ;keterbukaan diri; ibu yang memiliki anak autisme

Article Metrics:

  1. Angelia, Y. (2014). Self disclosure ibu hamil di luar nikah kepada anaknya. Jurnal E-Komunikasi, 2(2), 1-11
  2. Anggraini, R. R. (2013). Persepsi orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus (Deskriptif
  3. kuantitatif di SDLB N.20 Nan Balimo Kota Solok). Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1(2), 258-265
  4. Arfidianingrum, D., Nuzulia, N., & Fadhallah, R. A. (2013). Hubungan antara adversity intelligence dengan work-family conflict pada ibu yang bekerja sebagai perawat. Jurnal Unnes, 2(2), 13-22
  5. Devito, J. A. (2011). Komunikasi antarmanusia. Tangerang: Karisma Publishing Group
  6. Jones, L. Totsika, V. Hastings, R. P & Petalas, M. A. (2013). Gender differences when parenting children with autism spectrum disorders: A multilevel modeling approach. Journal Autism Dev Disord, 43, 2090–2098
  7. Kusumastuti, A. N. (2014). Stres ibu tunggal yang memiliki anak autis. Jurnal Psikologi, 2(7), 54-60
  8. Larner, J. W., & Kline. F. (2006). Learning disebility and related disorders charasteristics and theaching strategies 10th. Boston, NY: Houghton Mifflin Company
  9. Lestari, M. (2014). Peran orang tua dalam perkembangan perilaku anak usia dini. Jurnal Ilmiah
  10. Pendidikan, 2(1), 33-37
  11. McCabe, H. (2007). Parent advocacy in the face of adversity: Autism and families in the people’s republic of china. Focus In Autism And Other Developmental Disabilities, 22, 30-50
  12. Murniawati., W. (2002). Hubungan antara belief tentang nilai anak dan sikap perempuan
  13. menikah terhadap aborsi. Jurnal Psikologi, 10(2), 1-6
  14. Pranandari, K. (2008). Kecerdasan adversitas ditinjau dari pengatasan masalah berbasis permasalahan dan emosi pada orangtua tunggal wanita. Jurnal Psikologi, 1(2), 121-128. Prayogo, D., & Rehulina, M. (2014). Hubungan antara adversity dan ketidakberdayaan yang dipelajari pada anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di Rumah tahanan surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 3(2), 108-116
  15. Rachmayanti, S., & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan diri orangtua terhadap anak autisme dan peranannya dalam terapi autisme. Jurnal Psikologi, 1(1), 7-17
  16. Rahmawati, N. A., Machmuroch., & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan dukungan sosial dengan stres pada ibu yang memiliki anak autis di slb autis surakarta. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrawijaya, 2(2), 16-29
  17. Riyanti, B. P. D. (2003). Kewirausahaan dari sudut pandang psikologi kepribadian. Jakarta: Grasindo
  18. Stoltz, P. G. (2000). Adversity quotient: Mengubah hambatan menjadi peluang. Jakarta: Grasindo
  19. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta
  20. Sunu, C. (2012). Unlocking autism. Yogyakarta: Lingtangterbit
  21. Suryabrata, S. (2008). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  22. Wang, P,. Michaels, C. A., & Day. M. S. (2011). Stresses and coping strategies of chinese families with children with autism and other developmental disabilities. Jornal Autism Dev Disord, 41, 783–795
  23. Winarsih, Sri. Dkk. (2013). Panduan penanganan anak berkebutuhan khusus bagi pendamping (orangtua, keluarga, dan masyarakat). Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.