Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{EMPATI15062, author = {Priatama Susila and Zaenal Abidin}, title = {PENGALAMAN MENJADI ABDIDALEM PUNOKAWAN KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT: Studi Kualitatif dengan Interpretative Phenomenological Analysis}, journal = {Jurnal EMPATI}, volume = {5}, number = {1}, year = {2016}, keywords = {pengalaman hidup; abdidalem; Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat}, abstract = { Abdidalem adalah seseorang yang melakukan pengabdian dengan tulus ikhlas untuk Keraton dan dalam pengabdiannya tersebut mereka mengharapkan berkah dari Keraton berupa rasa perlindungan dan ketentraman dalam menjalani kehidupan. Penelitian ini bertujuan memahami dunia pengalaman dan apa yang melatarbelakangi subjek menjadi abdidalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, serta mengetahui apa yang dirasakan abdidalem selama mengabdi pada Keraton. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang laki-laki. Peneliti mendasarkan diri pada pendekatan fenomenologis, khususnya IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Peneliti menemukan tiga pokok inti dalam penelitian ini, yang terdiri dari: perjalanan menjadi abdidalem; dinamika kehidupan abdidalem; dan penghayatan menjadi abdidalem. Tahapan yang harus dilalui subjek untuk dapat diterima sebagai abdidalem adalah sowan bekti dan magang. Menjadi abdidalem merupakan sebuah pilihan dalam hidup subjek. Dorongan subjek untuk mengabdi adalah mencari perlindungan Keraton dan keinginan mendapatkan berkah Keraton berupa kesehatan dan rasa ketentraman. Keinginan melestarikan budaya Jawa dan mendapatkan wawasan seputar Keraton menjadi faktor pendorong lainnya. Subjek sangat berkomitmen terhadap kewajibannya sebagai abdidalem di Keraton. Dalam kehidupannya, abdidalem tetap aktif bersosialisasi dan memberikan pelayanan sosial untuk masyarakat sekitarnya. Abdidalem senang bisa menjadi bagian dari Keraton. Sifat nrimo dimiliki abdidalem dalam menerima kehidupannya dan mensyukuri nikmat yang diberikan padanya. Puncak pemaknaan terhadap pengalaman sebagai abdidalem adalah transformasi diri. Subjek merasakan perubahan yang berguna bagi diri serta kehidupannya. Subjek juga merasakan berkah ketentraman dalam menjalani hidup. Abdidalem juga mendapat wawasan tentang kebudayaan di Keraton. Makna Keraton bagi subjek adalah sebagai tempat mengharap berkah dan meminta perlindungan. Selain itu, Keraton juga sebagai sumber ilmu pengetahuan kebudayaan khususnya budaya Jawa. }, issn = {2829-1859}, pages = {106--112} doi = {10.14710/empati.2016.15062}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/15062} }
Refworks Citation Data :
Abdidalem adalah seseorang yang melakukan pengabdian dengan tulus ikhlas untuk Keraton dan dalam pengabdiannya tersebut mereka mengharapkan berkah dari Keraton berupa rasa perlindungan dan ketentraman dalam menjalani kehidupan. Penelitian ini bertujuan memahami dunia pengalaman dan apa yang melatarbelakangi subjek menjadi abdidalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, serta mengetahui apa yang dirasakan abdidalem selama mengabdi pada Keraton. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang laki-laki. Peneliti mendasarkan diri pada pendekatan fenomenologis, khususnya IPA (Interpretative Phenomenological Analysis). Peneliti menemukan tiga pokok inti dalam penelitian ini, yang terdiri dari: perjalanan menjadi abdidalem; dinamika kehidupan abdidalem; dan penghayatan menjadi abdidalem. Tahapan yang harus dilalui subjek untuk dapat diterima sebagai abdidalem adalah sowan bekti dan magang. Menjadi abdidalem merupakan sebuah pilihan dalam hidup subjek. Dorongan subjek untuk mengabdi adalah mencari perlindungan Keraton dan keinginan mendapatkan berkah Keraton berupa kesehatan dan rasa ketentraman. Keinginan melestarikan budaya Jawa dan mendapatkan wawasan seputar Keraton menjadi faktor pendorong lainnya. Subjek sangat berkomitmen terhadap kewajibannya sebagai abdidalem di Keraton. Dalam kehidupannya, abdidalem tetap aktif bersosialisasi dan memberikan pelayanan sosial untuk masyarakat sekitarnya. Abdidalem senang bisa menjadi bagian dari Keraton. Sifat nrimo dimiliki abdidalem dalam menerima kehidupannya dan mensyukuri nikmat yang diberikan padanya. Puncak pemaknaan terhadap pengalaman sebagai abdidalem adalah transformasi diri. Subjek merasakan perubahan yang berguna bagi diri serta kehidupannya. Subjek juga merasakan berkah ketentraman dalam menjalani hidup. Abdidalem juga mendapat wawasan tentang kebudayaan di Keraton. Makna Keraton bagi subjek adalah sebagai tempat mengharap berkah dan meminta perlindungan. Selain itu, Keraton juga sebagai sumber ilmu pengetahuan kebudayaan khususnya budaya Jawa.
Article Metrics:
Last update:
Jurnal Empati by https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, the copyright of the article shall be assigned to Jurnal Empati and Faculty of Psychology, Universitas Diponegoro as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all forms and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Jurnal Empati and the Faculty of Psychology, Universitas Diponegoro, and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions, or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Jurnal Empati are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form Jurnal Empati]. The copyright form should be signed originally, scanned, and uploaded as a supplementary file when submitting the manuscript.
Jurnal EMPATI published by Faculty of Psychology, Diponegoro University