slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
MEMAHAMI SUBJECTIVE WELL-BEING GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologis) | Balkis | Jurnal EMPATI skip to main content

MEMAHAMI SUBJECTIVE WELL-BEING GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologis)

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami subjective well-being guru honorer Sekolah Dasar Negeri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan karakteristik guru honorer Sekolah Dasar Negeri yang telah mengajar lebih dari sepuluh tahun dan mendapat honor dibawah UMR. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan catatan lapangan. Peneliti menggunakan model analisis eksplikasi data yaitu proses mengeksplikasikan ungkapan responden yang masih tersirat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek menikmati profesinya saat ini. Motivasi kerja yang ada pada individu memberikan efek pada kepuasan kerja individu. Kegagalan dalam seleksi CPNS tidak lantas membuat terpuruk karena ketiga subjek resiliensi yang baik. Subjective well-being ketiga subjek dipengaruhi oleh cara pandang terhadap profesinya. Subjek memandang guru adalah suatu pekerjaan yang mulia, membanggakan, menyenangkan, dan membawa berkah. Kesabaran, rasa syukur yang tinggi, serta dukungan sosial juga turut membantu ketiga subjek dalam mengurangi emosi negatif sehingga lebih mudah untuk mencapai kepuasan dalam hidup dan pekerjaan.
Fulltext View|Download
Keywords: subjective well-being; guru honorer Sekolah Dasar Negeri; motivasi kerja

Article Metrics:

  1. Chatib, M. (2011). Gurunya manusia menjadikan semua anak istimewa dan semua anak juara. Bandung: Kaifa
  2. Darmaningtyas.(2015). Pendidikan yang memiskinkan (edisirevisi). Yogyakarta: Intrans Publishing
  3. Diener, E. (2009). Assessing subjective well-being: progress and opportunities.E. Diener (Ed.), Assessing well-being: The collected works of E. Diener,Social Indicators Research Series 39, doi: 10.1007/978-90-481-2354-43
  4. Diener, E. (2009). Subjective well-being.E. Diener (Ed.), The science of well-being: The collected works of E. Diener, Social Indicator Research Series 37, doi: 10.1007/978-90-481-2350-62
  5. Herdiansyah, H. (2012). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta:Salemba Humanika
  6. Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi (edisi kesepuluh). Yogyakarta: Andi
  7. Mulyasa.(2013). Menjadi guru profesional. Bandung: RemajaRosdakarya
  8. Munandar, A. S. (2008). Psikologiindustridanorganisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UIPress)
  9. Schimmack. (2008). The structure of subjective well-being. Journal of the science of subjective well-being, 228, 97-123
  10. Subandi.(2009). Psikologi dzikir. Yogyakarta: Pustaka Belajar
  11. Synder, C. R.& Lopez, S. (2002). Handbook of positive psychology. New York: Oxford University Press
  12. Zubaidah. (2015, 20 April). Gaji guru honor dikurangi. Diakses dari http://nasional.sindonews.com/read/991399/149/gaji-guru-honorer-dikurangi-1429496148

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.