skip to main content

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN RESILIENSI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR JURUSAN X FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2016.

Citation Format:
Abstract
Resiliensi akademik adalah kemampuan individu untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang sulit dan penuh tekanan dalam bidang akademik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan resiliensi akademik pada mahasiswa tingkat akhir Jurusan X Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.Subjek penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir Jurusan X Fakultas Teknik Universitas Diponegoro angkatan 2009-2011 yang sedang mengerjakan tugas akhir, berjumlah 208 mahasiswa.Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling, sehingga didapatkan sampel penelitian sebanyak 100 mahasiswa. Pengambilan data menggunakan Skala Resiliensi Akademik (32 aitem, α = 0,94) dan Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya (34 aitem, α = 0,954). Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana, menghasilkan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,469 dengan p=0,000 (p<0,001). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan resiliensi akademik, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi pula resiliensi akademik mahasiswa.Dukungan sosial teman sebaya memberikan sumbangan efektif sebesar 22% terhadap resiliensi akademik.Dukungan sosial teman sebaya terdiri dari dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan emosional.Tiap bentuk dukungan memberikan sumbangan efektif terhadap resiliensi akademik. Dukungan instrumental memberikan sumbangan efektif sebesar 22%, dukungan emosional sebesar 21,7%, dan dukungan informasional sebesar 14%.
Fulltext View|Download
Keywords: resiliensi akademik; dukungan sosial teman sebaya; mahasiswa tingkat akhir

Article Metrics:

  1. Chaplin, J. P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  2. Desmita. (2011). Psikologi perkembangan peserta didik: Panduan bagi orang tua dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  3. Feldman, R. S. (2013). Psychology and your life. New York: McGraw-Hill
  4. Gizir, C. A. (2004). Academic factors contributing to the academic achievement of eight grade student of proverity. Thesis. Istanbul: Departement Educational Science of Middle East Technical University. Diunduh dari http://www.etd.lib.metuedu.tr/upload/3/12605533/index.pdf
  5. Hartuti & Mangunsong, F.M. (2009). Pengaruh faktor-faktor protektif internal dan eksternal pada resiliensi akademis siswa penerima bantuan khusus murid miskin (BKMM) di SMA Negeri di Depok. Jurnal Psikologi Indonesia, 6(2), 107-119
  6. Lopez, S. J. (2009). The encyclopedia of positive psyhology (Vol. I). Chichester: WileyBlackwell
  7. Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development (11th Ed.). New York:
  8. McGraw-Hill
  9. Pratiwi, D. & Lailatushifah, S. N. F. (2012).Kematangan emosi dan psikosomatis pada mahasiswa tingkat akhir. Jurnal Psikologi Universitas Wangsa Mangggala Yogyakarta. Diunduh dari http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/KEMATANGAN-EMOSI-DAN-PSIKOSOMATIS-PADA MAHASISWA-TINGKATAKHIR_Noor.pdf
  10. Reivich, K. & Shatte, A. (2002).The resilience factor: 7 essential skills for overcoming life’s inevitable obstacles. New York : Broadway Books
  11. Santrock, J, W. (2005). Adolescence.(10th Ed.). New York: McGraw-Hill
  12. Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
  13. Suharso & Retnoningsih, A. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia, (edisi lux). Semarang: CV. Widya Karya
  14. Taylor, S. E. (2012). Health psychology (8th Ed.). New York: Mc Graw-Hill

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.