skip to main content

HIDUP TERUS BERLANJUT: PERGULATAN EMOSI PADA WANITA KARIR YANG DITINGGAL MATI SUAMI

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 30 Apr 2015.

Citation Format:
Abstract
Setiap kehidupan keluarga berlangsung berdasarkan struktur, salah satu contohnya yaitu adanya pola-pola interaksi di dalam keluarga. Hilangnya pasangan hidup karena kematian akan mengakibatkan perubahan struktur keluarga sehingga muncul istilah orangtua tunggal atau single parent. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman dan perasaan pada wanita karir yang menjalani kehidupannya sebagai seorang single parent karena kematian pasangan. Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis - Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) dipilih untuk menggali informasi lebih dalam untuk memperoleh makna dari pengalaman yang dilalui oleh subjek. Wawancara dilakukan secara semi terstruktur. Subjek penelitian ini ialah tiga orang wanita single parent yang memiliki jabatan di perusahaan tempatnya bekerja yang diperoleh melalui snowball sampling technique. Transkrip wawancara dianalisis untuk mendapatkan tema-tema induk yang terdiri dari, (1) dinamika emosi single parent, (2) proses merespon perubahan, dan (3) fokus menjadi single parent. Hasil penelitian ini mengungkapkan kekhasan yang terjadi pada seorang wanita karir yang single parent bahwa mereka mengalami adanya pergulatan emosi yang menjadi masalah terbesar bagi penyesuaian dirinya. Perasaan yang muncul tidak hanya perasaan sedih, terkejut dan tidak percaya, tetapi juga muncul perasaan bersalah pada suami, perasaan iri melihat keharmonisan pasangan suami istri dan keluarga yang utuh serta perasaan kecewa akan sikap suami. Dengan menghadapi tantangan dalam pergulatan emosi yang terjadi, wanita single parent mampu memaknai pengalamannya sebagai peralihan tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Makna single parent juga dimaknai sebagai peran orangtua yang lebih fokus dalam pengasuhan anak.
Fulltext View|Download
Keywords: single parent, career woman, struggling emotion, Interpretatif Phenomenological Analysis

Article Metrics:

  1. Dessler, G. (1998). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Prenhallindo. Hal.46
  2. Duffy, Karen G. (2004). Psychology for living: adjustment, growth and behavior today. Pearson Education. Hal 183
  3. Herdiansyah, H. (2012). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Hal.7
  4. Karakurt, G. & Silver, Kristin E. (2014). Theraphy for childhood sexual abuse survivors using attachment and family systems theory orientations. The American Journal of Family Therapy; 42:79-91
  5. Kertamuda, F.E. (2009). Konseling pernikahan untuk keluarga Indonesia. Jakarta: Salemba Humanika. Hal 68-69
  6. Klein, David M. & White, James M. (1999). Family theories. London: SAGE Publications. Hal 151-157
  7. Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga : Penanaman nilai dan penanganan konflik dalam keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal 26-32
  8. Poerwandari, E.Kristi. (2001), Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia, Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI. Hal 75-76
  9. Sawitri, Dian R. (2007). Menjalani Hidup Sepeninggal Suami: Kenangan, Perjuangan, dan Harapan. Jurnal Psikologi Undip . ISSN 1693-5586. Semarang: Universitas Diponegoro
  10. Smith, J., Flowers,P., and Larkin,M. (2009). Interpretative phenomenological analysis. SAGE Publications. Hal 40-79
  11. Willig, C. (2008). Introducing qualitative research in psychology. New York: McGraw-Hill

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.