skip to main content

STUDI FENOMENOLOGIS TENTANG OUT OF BODY EXPERIENCE

Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 18 Jan 2015.

Citation Format:
Abstract

Out of body experience (OBE) adalah sebuah pengalaman seseorang yang dapat merasakan dirinya keluar dari tubuh fisiknya dan dapat melihat tubuhnya, serta melihat keadaan sekeliling tubuh individu, bahkan sampai mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda dari tubuh fisiknya dan mengalami peristiwa di tempat tersebut. Pengalaman tersebut bersifat subjektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami out of body experience dari perspektif subjek. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis karena terkait dengan subjektivitas pemaknaan OBE yang dialami. Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang mengalami OBE minimal dua kali dan dipilih secara purposive sampling. Analisis yang digunakan mengacu pada analisis model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun masing-masing subjek mengalami OBE, tetapi pemaknaan terhadap OBE berbeda-beda. Perbedaan pemaknaan tersebut dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang terjadinya OBE. Makna yang muncul dari subjek yang bisa OBE karena anugerah dari Tuhan adalah misi dari Tuhan yang harus disampaikan kepada orang lain. Selanjutnya subjek yang bisa OBE karena ingin menangan (selalu ingin menang) melalui induksi meditasi kejawen memaknai OBE sebagai rasa syukur yang mendalam kepada Tuhan. Sedangkan subjek yang OBE karena koma memaknainya sebagai terlahir menjadi pribadi yang baru dan lebih baik. Terlihat bahwa ketiga subjek memaknai OBE secara berbeda-beda, tetapi tetap mengarah pada manunggaling kawula Gusti (bersatunya diri dan Tuhan). Secara fisik efek OBE yang dirasakan subjek adalah lelah dan lemas. 

Fulltext View|Download
Keywords: out of body experience; studi kualitatif; pendekatan fenomenologi

Article Metrics:

  1. Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., & Bem, D. J. (2004). Pengantar psikologi jilid 1 (11th ed) (Kusuma, W). Batam: Interaksara
  2. Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
  3. Blackmore, S. J. (1992). Beyond the body: An investigation of out-of-the-body experience. Chicago: Academy Chicago Publishers
  4. Corazza, O. (2008). Near-death experiences: Exploring the mind-body connection. New York: Routledge
  5. Endraswara, S. (2012). Filsafat ilmu: Konsep, sejarah, dan pengembangan metode ilmiah. Yogyakarta: Buku Seru
  6. Iriana, S. (2005). Derita cinta tak terbalas: Proses pencarian makna hidup. Yogyakarta: Jalasutra
  7. Hall, C., & Lindzey, G. (2005). Teori-teori sifat dan behavioristik. Alih bahasa: Yustinus. Yogyakarta: Kanisius
  8. Herdiansyah, H. (2010). Metode penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta: Salemba Humanika
  9. Huitt, W. (2007). Maslow’s hierarchy of needs: Educational psychology interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. Diunduh dari http://www.edpsycinteractive.org/topics/conation/conative.html
  10. Jatman, D. (2008). Ilmu jiwa kaum pribumi (Pidato Pengukuhan). Diunduh dari http://eprints.undip.ac.id/354/1/Sudarmanto_Jatman.pdf
  11. Mitchell, J. L. (1987). Out-of-body experience: A handbook. New York: Ballantine Books
  12. Prodi Studi Ilmu Komunikasi. (28 Desember 2009). Sixth sense dalam perspektif kebudayaan dan psikologi (diskusi 4 bulanan). Diakses dari http://www.paramadina.ac.id/index.php?option=com_content&view=category&l ayout=blog&id=50&Itemid=124〈=en&limitstart=18
  13. Tart, C. (1975). Transpersonal psychologies. New York: Harper & Row Pubishers Inc

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.