skip to main content

ANALISIS KINERJA DAN NILAI MANFAAT DIBERLAKUKANNYA SISTEM SATU ARAH (STUDI KASUS SIMPANG LIMA SEMARANG)

*M.Aulia Alibaggio  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Intan Ramadhanti  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Ismiyati Ismiyati  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia
Bagus Hario Setiadji  -  Departemen Teknik Sipil, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Peningkatan arus lalu lintas dari waktu ke waktu yang melewati bundaran Simpang Lima Kota Semarang menyebabkan menurunnya kinerja bundaran. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam rangka meningkatkan kinerja bundaran ialah dengan memberlakukan sistem satu arah (SSA) pada dua ruas jalan yang berhubungan langsung dengan Simpang Lima yaitu Jalan Gajah Mada dan Jalan KH Ahmad Dahlan. Secara terinci, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja bundaran, nilai biaya operasional kendaraan (BOK) serta nilai manfat terhadap lingkungan pada kondisi sebelum dan sesudah diberlakukan sistem satu arah serta kondisi apabila solusi alternatif diterapkan dalam hal ini overpass.Metode yang digunakan dalam analisis kinerja bundaran Simpang Lima mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), dan metode yang digunakan dalam analisis biaya operasional kendaraan (BOK) mengacu pada  Pacific Consultan International (PCI).Hasil analisis menunjukkan bahwa derajat kejenuhan (DS) pada jalinan Jl. Pandanaran – Jl. Gajah Mada sebelum SSA 0,853 , DS setelah SSA 0,94, dan  DS setelah overpass 0,79. BOK sebelum SSA Rp. 2222,48/km,  BOK setelah SSA Rp. 2817,64/km, dan BOK setelah overpass Rp. 2013,31/km. Angka pencemaran NO2 yang dihasilkan pada kondisi sebelum SSA 29,015 μg/m3, pada kondisi setelah SSA 33,873 μg/m3, dan pada kondisi setelah dibangun overpass 27,588 μg/m3. Angka pencemaran SO2 yang dihasilkan pada kondisi sebelum SSA 17,12 μg/m3, pada kondisi setelah SSA 19,99 μg/m3, dan pada kondisi setelah dibangun overpass 16,28 μg/m3. Angka pencemaran PM yang dihasilkan pada kondisi sebelum SSA 191,49 μg/m3, pada kondisi setelah SSA 223,56 μg/m3, dan pada kondisi setelah dibangun overpass 182,08 μg/m3. Angka pencemaran Pb yang dihasilkan pada kondisi sebelum SSA 0,039 μg/m3, pada kondisi setelah SSA 0,046 μg/m3, dan pada kondisi setelah dibangun overpass 0,037 μg/m3. Angka pencemaran CO yang dihasilkan pada kondisi sebelum SSA 138,62 μg/m3, pada kondisi setelah SSA 161,83 μg/m3, dan pada kondisi setelah dibangun overpass 131,81 μg/m3.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Simpang Lima; Kinerja Bundaran; Biaya Operasional Kendaraan; Nilai manfaat lingkungan

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.